fbpx

Ramah tamah dengan Musuh

kok bisa? musuh yang seperti apa?

Ketika kita mulai mempelajari ayat-ayat dan hukum Allah Ta’ala, kita mulai menyadari pelanggaran yang terjadi dilingkungan, kemudian kita berusaha menyampaikan nasihat agama atau syariat yang benar, ada sebagian yang menerima dan ada juga yang memusuhi. Bila dulu whatsapp kita selalu di balas dalam hitungan menit, sekarang bila kita share nasihat tidak pernah di read atau dibalas. Bahkan ada yang langsung block WA kita, seolah-olah muak dengan kita. Ada yang membalas tapi hanya untuk mendebat dan mengejek. Disaat itu, teman telah berubah menjadi musuh.

|Baca Juga : Ketika whatsappmu tak lagi centang biru

ketika mereka memusuhi kita, kita tidak bisa mencegahnya. Namun yang jadi pemikiran adalah, apakah harus di lawan dengan lidah yang sama tajam? atau kita hukumi mereka sama seperti setan yang selalu mengganggu kita? Lalu bagaimana kita musti bersikap?

Perkara ini kita kembalikan ke syariat Islam.

Allah Ta’ala memerintahkan manusia agar beramah-tamah dengan musuh dari kalangan manusia dan berbuat baik kepadanya sehingga dapat mengembalikannya kepada tabiat asalnya, yakni sebagai teman dan sahabat. Sebaliknya, Allah memerintahkan agar memohon perlindungan kepada-Nya dari setan jenis jin karena setan dari jenis jin tidak menerima ramah-tamah maupun kebaikan. Ia tidak menghendaki sesuatu pun, kecuali kebinasaan anak Adam. Hal ini disebabkan karena kerasnya permusuhan antara dia dengan anak Adam, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا ۗ إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS Al-A’raf Ayat 27)

Allah juga berfirman,

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. Fathir ayat 6 )

Dan juga di surat lain,

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ ۗ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ ۚ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلًا

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim. (QS. Surat Kahfi ayat 50 )


Sumpah Setan

Setan telah bersumpah kepada Bapak kita Adam ‘alaihis salam bahwa dia adalah pemberi nasihat baginya, padahal dia berdusta. lalu bagaimana pula muamalah setan dengan kita? Sementara mereka telah berkata :

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغۡوِيَنَّهُمۡ أَجۡمَعِينَ ( ٨٢ ) إِلَّا عِبَادَكَ مِنۡهُمُ ٱلۡمُخۡلَصِينَ ( ٨٣

82.Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, 83. kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. (QS. Sad Ayat 82-83 )

Allah Ta’ala juga berfirman,

فَإِذَا قَرَأۡتَ ٱلۡقُرۡءَانَ فَٱسۡتَعِذۡ بِٱللَّهِ مِنَ ٱلشَّيۡطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ  (٩٨ ) إِنَّهُۥ لَيۡسَ لَهُۥ سُلۡطَٰنٌ عَلَى ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ  (٩٩ ) إِنَّمَا سُلۡطَٰنُهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ يَتَوَلَّوۡنَهُۥ وَٱلَّذِينَ هُم بِهِۦ مُشۡرِكُونَ  (١٠٠

98. Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.
99.Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.
100. Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. (QS. An-Nahl ayat 98 -100 )

Barangsiapa dibunuh oleh musuh yang bersifat lahiriah dari kalangan manusia, maka ia mati syahid. Namun, barangsiapa dibunuh oleh musuh yang bersifat batin (setan) maka ia terusir.

Siapapun yang dikalahkan oleh musuh manusia biasa, maka ia akan mendapatkan pahala. Tetapi, siapapun yang dikalahkan oleh musuh yang bersifat batin (setan), maka ia tertipu dan menanggung dosa.

Oleh karena setan dapat melihat manusia sedangkan manusia tidak dapat melihatnya, Maka manusia harus memohon perlindungan kepada Rabb yang melihat syaitan dan syaitan tidak melihat-Nya.

Makna Isti’aadzah

Isti’aadzah berarti memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala dari kejahatan setiap yang jahat. Al-‘yaadzah adalah permohonan pertolongan dalam usaha menolak kejahatan, dan al-liyaadz adalah permohonan pertolongan dalam upaya meraih kebaikan.

Oleh karena itu, Allah Ta’ala memerintahkan kepada manusia agar membujuk setan dari jenis manusia dan berbuat baik kepadanya sehingga dapat merubah tabiat dan kebiasaannya mengganggu orang lain. Tetapi, Allah memerintahkan agar kita memohon perlindungan kepadanya dari setan jenis Jin. Karena dia tidak menerima pemberian dan tidak dapat dipengaruhi dengan kebaikan. Tabiat mereka jahat dan tidak ada yang dapat mencegahnya dari dirimu kecuali Rabbnya yang telah menciptakannya.

Semoga Allah Ta’ala jadikan kita orang-orang yang bersabar ketika bertemu dengan setan dari jenis manusia dan menjadi orang-orang yang selalu memohon perlindungan kepada Allah dari setan dari jenis jin.

|Baca Juga : Cara Mengusir Setan atau Makhluk Halus

Referensi :

  • Al Misbah Al Munir fii Tahdzibi Tafsir Ibnu Katsir, Hal 17, Shafiyyurahman Al-Mubarakfuri dan Tim, Daarus Salaam, Riyadh, 1421 H

Referensi :

The Habaib – Media Islam dan Kajian Online

Artikel atau Video dapat Follow | Like | Subscribe | Share
📷Instagram: @thehabaib
📲 Telegram : @thehabaib
📑 Facebook: thehabaib
▶️ Youtube: thehabaib

Leave a Reply

*