Pemuda yang tumbuh untuk belajar agama dan beribadah kepada Allah mendapatkan sebuah keutamaan di dalam Islam, yaitu mereka akan mendapatkan naungan Allah di hari yang tidak ada naungan disana kecuali naungan Allah Ta’ala, sebagaimana disebutkan di dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ
7 golongan yang mereka mendapat naungan Allah, di hari dimana tidak ada naungan selain naungan-Nya. Imam yang adli dan Pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah.[1]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan kepada kita betapa luar biasanya anak muda yang tumbuh dalam peribadatan kepada Allah. Namun kebanyakan pemuda zaman sekarang karena memiliki semangat yang besar dalam menuntut ilmu, kebanyakan dari mereka malah jatuh ke dalam kesalahan, salah satunya adalah cara beragama yang benar. Dan sebaik-baiknya metode beragama adalah mengikuti para ulama terdahulu. Karena mereka adalah orang-orang yang Rasulullah Shallalahu’alaihi wa sallam sebutkan sebagai sebaik-baik umat. Dari Imron bin Hushoin, dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam berkata;
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “خَيْرُ أُمَّتِي الْقَرْنُ الَّذِي بُعِثْتُ فِيهِمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِي يَلُونَهُمْ”.
Sebaik-baik umatku adalah yang aku diutus kepada mereka, kemudian orang-orang setelah mereka, kemudian orang-orang setelah mereka.[2]
Yang dimaksud Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam disini adalah Para sahabat, para Tabi’in dan Taabi’ut Taabi’in. Merekalah orang-orang yang cara beragama mereka ditiru agar agar selamat di dunia maupun di akhirat. Semoga Allah Ta’ala jadikan anak keturunan kita pemuda pemudi yang tangguh.
[1]Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Mughiroh Al Bukhary, Shahih Al Bukhary (Cet; As Sulthoniyah: Dar Thuqi Najah,1311 H) No.660.
[2]Ibnu Abi ‘Aashim, As Sunnah (Cet 1; Maktabah Al Islamy,1400 H) No.1468.
