Banyak dari kita berpikir bahwa akan selamat di akhirat hanya dengan telah menjadi muslim. Namun ternyata tidak cukup, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam haditsnya telah mengatakan bahwa umat muslim akan berpecah-belah menjadi 73 golongan dan hanya 1 yang akan masuk surga.
Subhanalloh, berarti persentase seseorang muslim yang selamat dan masuk Surga hanya di kisaran 1.37 persen. Allahu Akbar, ini adalah perkara yang sulit dan perkara yang harus kita miliki ilmunya agar menjadi golongan yang selamat tersebut.
Siapakah mereka? Mengapa mereka?
Perintah Bersatu
Allah memerintahkan agar kita semua berpegang teguh kepada Al Qur’an , dan agar kita tidak menjadi orang-orang musyrik yang memecah-belah agamanya menjadi beberapa golongan dan kelompok. Allah Ta’ala berfirman,
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
Berpeganglah kalian kepada tali (agama) Allah, dan janganlah bercerai-berai. (QS Ali Imran ayat 103)
Dan Allah Ta’ala jelaskan juga bahwa sudah menjadi ketetapan Allah bahwa akan ada perpecahan, sesuai firman Allah Ta’ala,
وَلَا تَكُونُواْ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ٣١) مِنَ ٱلَّذِينَ فَرَّقُواْ دِينَهُمۡ وَكَانُواْ شِيَعٗاۖ كُلُّ حِزۡبِۢ بِمَا لَدَيۡهِمۡ فَرِحُونَ ٣٢
31.janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
32. yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. (QS Ar-Rum ayat 31-32)
Mereka Yang Selamat
Tentu kita ingin menjadi golongan yang 1,37 persen itu, namun bagaimana caranya ? apakah ada penjelasannya ? Alhamdulillah Islam adalah agama yang sempurna, tidaklah diwafatkan Nabi ﷺ sebelum Beliau ﷺ menjelaskan caranya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, senantiasa taat dan mendengar meskipun yang memerintah adalah seorang budak habsyi yang hitam. Sesungguhnya orang-orang yang hidup setelahku akan melihat perselisihan yang banyak. Maka, hendaklah kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah para khalifah yang mendapat petunjuk serta lurus, berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah oleh kalian perkara-perkara baru (dalam urusan agama), sebab setiap perkara yang baru adalah bid’ah dan setaip bid’ah adalah sesat. (Sunan Abu Daud 3991. M. Nashiruddin Al Albani berkata, “Hadits ini shahih.”)
Perintah untuk mengikuti tuntunan Nabi ﷺ dapat ditemukan di banyak hadits, ini menunjukkan betapa pentingnya untuk berpegang teguh pada tuntunan Nabi ﷺ, seperti dari Jabir bin Abdullah ia berkata:
كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَطَّ خَطًّا وَخَطَّ خَطَّيْنِ عَنْ يَمِينِهِ وَخَطَّ خَطَّيْنِ عَنْ يَسَارِهِ ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ فِي الْخَطِّ الْأَوْسَطِ فَقَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ { وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ }
Kami berada di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau lalu membuat satu garis, kemudian membuat dua garis di sisi kanannya dan dua garis lagi di sisi kirinya. Kemudian beliau meletakkan tangannya di garis yang tengah seraya bersabda: “Inilah jalan Allah.” Kemudian beliau membaca ayat ini: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia: dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.(Hadits shahih ini diriwayatkan oleh Sunan Ibnu Majah no. 11)
Cara Selamat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kita bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani telah terpecah-belah menjadi banyak golongan, sedangkan umat Islam akan berpecah-belah menjadi golongan yang jumlahnya lebih banyak dari mereka. Golongan-golongan tersebut mayoritasnya akan masuk neraka, disebabkan penyelewengan dan jauhnya mereka dari bimbingan Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya. Namun, ada satu golongan dari golongan-golongan tersebut yang akan masuk surga, yaitu al-jamaah, yang senantiasa berpegang teguh kepada Al-Kitab dan hadits-hadits shahih, serta melaksanakan apa-apa yang menjadi amalan para sahabat. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّ بَنِى إِسْرَائِيلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِى عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِى النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً قَالُوا وَمَنْ هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِى
Sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi 72 golongan. Sedangkan umatku terpecah menjadi 73 golongan, semuanya di neraka kecuali satu.” Para sahabat bertanya, “Siapa golongan yang selamat itu wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Yaitu yang mengikuti pemahamanku dan pemahaman sahabatku. (HR. Tirmidzi no. 2641. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Beragama itu selain berdasarkan Al Quran dan Hadits sebagai sumber referensi terkuat, namun harus didukung dengan pemahaman para sahabat yang sudah terjamin masuk surga dan juga pemahaman para ulama klasik terdahulu. Tidak cukup hanya dengan membaca Al-Qur’an terjemahan dan Hadits, kemudian kita menafsirkan semau kita, sebabnya logika tiap orang berbeda, dan derajat keilmuan pun berbeda. Oleh karena itu, sebagai metode teraman dan terbaik yang kita dapat tempuh untuk berusaha mengamankan akhirat kita adalah menggunakan pemahaman sahabat yang belajar pada Rasulullah langsung dan generasi ulama klasik setelahnya yang mengikuti mereka.
|Baca Juga : Pentingnya Berilmu Sebelum Beramal
Dan jika ditemukan perbedaan pendapat di kalangan ulama zaman sekarang, maka golongan yang selamat akan mengembalikan ke Al Qur’an dan Hadits Nabi ﷺ berdasarkan pemahaman sahabat.
Wahai Allah jadikanlah kami termasuk dalam golongan yang selamat dan jadikanlah kaum muslimin ini menjadi bagian dari golongan tersebut!
Referensi :
- Minhaj Al Firqotun Najiyah wa Thoifah Al Manshuroh, Syaikh Jamil Muhammad bin Jamil Zainu, Zam Zam Global Service.
The Habaib – Media Islam dan Kajian Online
Artikel atau Video dapat Follow | Like | Subscribe | Share
📷Instagram: @thehabaib
📲 Telegram : @thehabaib
📑 Facebook: thehabaib
▶️ Youtube: thehabaib