Mata air adalah sumber kehidupan dan setiap manusia membutuhkannya untuk keberlangsungan hidup, setiap hari kita memanfaatkannya untuk minum, wudhu, mandi dll. Sehingga peranan mata air sangat penting bagi kita namun apakah hanya mata air seperti itu yang diperlukan?
Ternyata ada mata air yang sesungguhnya yang jika kita tidak memilikinya maka tidak akan selamat kehidupan kita di dunia dan akhirat. Dan sesungguhnya ini adalah kerugian yang terbesar, terkadang manusia terlalaikan dan merasa “aman” dengan apa yang dimiliki, merasa sudah berilmu dan berlindung dengan egonya. Allah Ta’ala berfirman :
مَثَلُ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَوْلِيَآءَ كَمَثَلِ ٱلْعَنكَبُوتِ ٱتَّخَذَتْ بَيْتًا ۖ وَإِنَّ أَوْهَنَ ٱلْبُيُوتِ لَبَيْتُ ٱلْعَنكَبُوتِ ۖ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ
Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui. (QS.Al-‘Ankabut Ayat 41)
Dan pengetahuan manusia terbatas dan tidak sebanding dengan pengetahuan Allah Ta’ala. Salah satu buktinya adalah baru baru ini para ahli peneliti luar angkasa menemukan fakta mencengangkan bahwa Matahari sesungguhnya itu tidak statis atau diam ditempat, namun dia bergerak mengelilingi galaksi Bimasakti dan bintang-bintang lain pada kecepatan geraknya adalah 72.740 km/jam. Dan kabar ini sudah Allah Ta’ala kabarkan sejak kurang lebih 1400 tahun yang silam, dengan Firman-Nya :
وَٱلشَّمْسُ تَجْرِى لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ ٱلْعَزِيزِ ٱلْعَلِيمِ
Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.(QS. surat yasin ayat 38 )
Pengetahuan hanya akan didapatkan dengan menuntut ilmu dan sesungguhnya semangat dan kemauan untuk menuntut ilmu merupakan hidayah dari Allah Ta’ala , dalam firman-Nya :
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ ۖ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit.” (QS.Al-An’am Ayat 125)
Dan dengan ilmu maka Allah akan datangkan ketenangan, sebagaimana firman-Nya :
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar ra’d ayat 28 )
Ulama mendefinisikan salah satu definisi zikir artinya adalah ilmu. Maka carilah ilmu, karena ilmu itu kebutuhan yang akan membuat manusia tenang dan bahagia dalam hidup yang sangat sebentar ini.
Cara menuntut ilmu itu adalah dengan membaca hadits shahih, tafsir quran dan ikut majelis-majelis ilmu dimana didalamnya dibahas ilmu-ilmu yang bersumber dari Al-qur’an dan As-Sunnah, jadi diperlukan pengorbanan karena iman manusia itu naik turun, makanya mereka (para ulama) dtg ke majlis untuk meningkatkan iman dengan menjual rumah dll dan akan diganti oleh Allah dengan rizki yg berlimpah.
Ilmu itu tidak datang sendiri dan wajib dicari dengan segera karena manusia akan mati dan kematian manusia tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya, dan dihari pertama kita meninggal lalu akan ditanya tentang ilmu kita dalam 3 pertanyaan dalam kubur, yang hanya bisa dijawab dengan kedekatana kita dengan Allah Ta’ala, bukan dengan hapalan atau kertas contekan yang kita siapkan dalam kain kafan kita.
Yang jadi pertanyaan sekarang adalah, kenapa kita enggan untuk belajar ilmu Allah, padahal kita mengetahui bahwa itu perlu, tapi manusia tetap tidak ingin juga, hal ini berkaitan dengan tipisnya iman dan kurang percaya dengan hal yg ghaib, yaitu keyakinan kepada azab kubur, keyakinan kepada hari akhir, keyakinan tentang neraka dan surga.
Dan Allah Ta’ala jadikan dunia ini sebagai ujian, karena jika Allah mau, maka pasti dan bisa kasih ganjaran lansung, tapi jika itu dilakukan, maka semua akan menjadi mudah dan orang munafik juga akan ikut serta, jadi makanya manusia diuji, agar tampak mana yg percaya atau tidak kpd Allah. Dalilnya Allah Ta’ala berfirman :
لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
“Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (QS. Al Mulk ayat 2)
Kita tidak akan mendapatkan keutamaan ilmu agama kecuali kita mencari lansung ke mata airnya yg otentik yaitu bersumber kepada Kitab Allah dan hadist Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, bukan kultur atau perkataan org lain. Sebagaimana hadist dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam :
تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
“Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya: Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Malik terdapat dalam Muwatha’ Malik 1395)
Tata cara menuntut ilmu:
- Mulai dari basic (konsep dasar) apakah islam itu, rukun iman, kaedah beragama, akidah, tauhid
- Menuntut ilmu secara perlahan-lahan dan kontinu
- belajar ibadah yang hukumnya fardhu ain seperti Shalat, Puasa, Zakat
- belajar ibadah yang hukumnya fardhu kifayah
- punya kajian rutin ( kekerasan hati bisa dibersihkan dengan rutin belajar ilmu.
- Harus punya kurikulum belajar agama yg jelas biar sukses dunia akhirat.
- Belajar dengan ustadz yg berkapasitas dan integritas, dan tidak akan pintar jika selalu berganti ustadz
Kesimpulan :
Menuntut ilmu adalah ibadah yg memiliki segudang keistimewaan, yang membutuhkan adalah manusia, dan kita harus berusaha dan mencari ketempat yg benar agar memperoleh kebaikan didunia dan akhirat
The Habaib – Media Islam dan Kajian Online