Biasanya jika ada public fugure atau orang terkenal meninggal akan bermunculan di status media sosial seperti WA, Facebook atau Instagram yang menyatakan bela sungkawa dengan menulis rest in peace (R.I.P).
Rest in Peace yang artinya “Beristirahat dengan tenang” adalah ucapan yang lazim dikatakan umat agama lain untuk mendoakan orang yang telah meninggal. ucapan ini kemudian ditiru oleh banyak muslim di negara kita, sebagai ucapan bela sungkawa kepada orang yang telah meninggal. Baik si mayit adalah muslim ataupun non muslim. Bisa jadi ia dulunya seorang atlet olahraga, bintang film atau atau siapapun. Meninggalnya yang disebabkan oleh serangan jantung, kecelakaan atau bahkan narkoba.
Mengatakan rest in peace adalah perbuatan yang dilarang oleh agama Islam. Karena sesungguhnya seorang manusia tidak mengetahui apa yang telah Allah siapkan bagi yang meninggal di alam kubur. Apakah orang tersebut mendapat ampunan Allah Ta’ala atau – Wal ‘iyadzu billah – mendapatkan azab dari Nya.
Kepada seorang muslim saja kita dilarang untuk mengatakan seperti itu, apalagi mengatakan kepada orang yang meninggal di atas kekufuran karena sesungguhnya orang yang meninggal di atas kekufuran, Allah telah siapkan azab yang sangat pedih dan kekal di neraka selama-lamanya.
عائشة ـ رضي الله عنها ـ قالت: قيل: يا رسولَ اللهِ ماتت فلانةٌ واستراحتْ! فغضبَ رسولُ اللهِ وقال: إنما يستريحُ من غُفِرَ لهُ
Hadits dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, berkata seseorang kepada Nabi ﷺ ” Ya Rasulullah, Fulanah telah meninggal dan ia telah beristirahat!” Beliau ﷺ pun marah dan berkata ” Sesungguhnya orang yang beristirahat adalah orang yang diampuni Allah Ta’ala”
Lalu apakah solusinya jika hal ini terjadi?
Solusinya adalah bukan dengan mengatakan RIP, karena itu sama saja kita memastikan kalau mereka dalam kubur dengan tenang,
Akan tetapi, kita dapat mendoakan kebaikan bagi mayit, karena dia sudah terputus amalnya dan sangat berharap akan doa dari yang masih hidup.
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang“.” (QS. Al Hasyr: 10)
Ayat ini menunjukkan bahwa di antara bentuk kemanfaatan yang dapat diberikan oleh orang yang masih hidup kepada orang yang sudah meninggal dunia adalah do’a karena ayat ini mencakup umum, yaitu orang yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal dunia.
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di mengatakan, “Do’a dalam ayat ini mencakup semua kaum mukminin, baik para sahabat yang terdahulu dan orang-orang sesudah mereka. Inilah yang menunjukkan keutamaan iman, yaitu setiap mukmin diharapkan dapat memberi manfaat satu dan lainnya dan dapat saling mendoakan.” (Taisir Al Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan, hal. 851)
Dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
Do’a seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah do’a yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendo’akan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan do’anya. Tatkala dia mendo’akan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: “Amin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi. (HR. Muslim no. 2733, dari Ummu Ad Darda’)
Do’a kepada saudara kita yang sudah meninggal dunia adalah di antara do’a kepada orang yang di kala ia tidak mengetahuinya, dan sudah sepatutnya kita sebagai seorang muslim untuk memperbanyak doa kepada muslim yang masih hidup dan sudah meninggal.
The Habaib – Media Islam dan Kajian Online