I’tidal secara umum adalah berdiri tegak yang dilakukan setelah bangkit dari ruku’, dan merupakan salah satu rukun dari shalat. Dalilnya adalah haditst dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu :
ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَسْتَوِيَ قَائِمًا
“Kemudian ruku’lah hingga kamu benar-benar ruku’ dan bangkitlah dari ruku’ hingga kamu berdiri tegak” (HR. Bukhari no. 5782, Muslim no.397)
Definisi I’tidal
Jika dideskripsikan secara lebih jelas, maka i’tidal adalah Gerakan mengangkat badan setelah ruku’ hingga ke posisi badan kembali tegak dengan punggung dalam keadaan lurus. Hadits dari Abu Hamid As Sa’idi radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan :
فَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ اسْتَوَى حَتَّى يَعُودَ كُلُّ فَقَارٍ مَكَانَهُ
Jika mengangkat kepalanya, beliau berdiri lurus hingga seluruh tulang punggungnya kembali pada tempatnya semula. (Shahih HR. Bukhari no. 785 )
Bangkit dari ruku’ dengan mengangkat tangan
Disyariatkan untuk mengangkat tangan ketika bangkit dari ruku terdapat didalam dali-dalil yang sangat banyak. Diantaranya hadits dari Malik bin Huwairits radhiyallahu ‘anhu,
إِذَا صَلَّى كَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ وَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ رَفَعَ يَدَيْهِ وَحَدَّثَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَنَعَ هَكَذَا
“ketika shalat, dia bertakbir dan mengangkat kedua tangannya, apabila hendak rukuk mengangkat tangannya, dan ketika mengangkat kepalanya dari rukuk dia juga mengangkat kedua tangannya. Lalu dia menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuat seperti itu” (Shahih HR. Bukhari no. 695 )
Juga hadits dari Ibnu Umar dari radhiyallahu ‘anhu,
إِذَا دَخَلَ فِي الصَّلَاةِ كَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ وَإِذَا رَكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَفَعَ يَدَيْهِ وَإِذَا قَامَ مِنْ الرَّكْعَتَيْنِ رَفَعَ يَدَيْهِ
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika memulai shalat, dia bertakbir dengan mengangkat kedua tangannya, dan ketika rukuk mengangkat kedua tangannya, dan ketika mengucapkan: ‘SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH’ mengangkat kedua tangannya, dan ketika berdiri dari dua rakaat mengangkat kedua tangannya” (Shahih HR. Bukhari no. 697 )
Bacaan ketika bangkit dari ruku’
Syaikh Muhammad Al-Albani rahimahullah berkata, kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengangkat punggungnya dari ruku’, seraya mengucapkan :
سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
“Allah mendengar orang yang memuji-Nya” (Shahih HR. Bukhari no. 648, Muslim no.411 )
Posisi ketika I’tidal
Asy-Syaikh Al-‘Allamah ‘Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz rahimahullah berpendapat bahwa posisi I’tidal adalah seperti sebelum ruku’, yaitu kedua tangan bersedekap di dada. Tidak dijulurkan kebawah.
Bacaan ketika I’tidal
Do’a I’tidal #01
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah mengatakan, “Pada saat I’tidal, membaca do’a:
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ
“Ya Rabb kami, milik Engkaulah segala pujian.”
Do’a ini wajib diucapkan oleh setiap orang yang mengerjakan shalat walaupun ketika menjadi makmum, karena ini adalah bacaan ketika berdiri (I’tidal), ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّمَا جُعِلَ الْإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَلَا تَخْتَلِفُوا عَلَيْهِ فَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوا وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ
“Dijadikannya Imam adalah untuk diikuti, maka janganlah kalian menyelisihnya. Jika ia rukuk maka rukuklah kalian, jika ia mengucapkan ‘SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH’ maka ucapkanlah, ‘RABBANAA LAKAL HAMDU’ (HR. Bukhari, no. 680)
Do’a I’tidal #02
Variasi do’a selanjutnya adalah dalilnya dari hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Dijadikannya Imam itu untuk diikuti, jika ia takbir maka bertakbirlah kalian, jika ia rukuk maka rukuklah kalian, jika ia mengucapkan ‘SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH’ (Allah mendengar orang yang memuji-Nya), maka ucapkanlah oleh kalian :
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
“Ya Rabb kami, dan bagi-Mu segala puji (Shahih HR. Bukhari no. 692, Muslim no. 392(28) )
Do’a I’tidal #03
Hadits dari Shahabat Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu dan Shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda, “Jika imam mengucapkan, “Sami’allaahu liman hamidah, (Allah Maha mendengar orang yang memuji-Nya),’ maka ucapkanlah oleh kalian :
اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ
Ya Allah rabb kami, bagi-Mu segala puji (Shahih HR. Bukhari no. 2989, Muslim no. 404)
Do’a I’tidal #04
Dalil do’a ini hadits dari sahabat Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila imam mengucapkan ‘Sami’allahu liman hamidah’, maka ucapkanlah:
اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
“Ya Allah Rabb kami, dan bagi-Mu segala puji. “
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melanjutkan sabdanya,
فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
karena siapa yang ucapannya bersamaan dengan ucapan malaikat maka dia akan diampuni dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari no. 2989, An-Nasa’i (II/195), Abu Dawud no. 770 dari Rifa’ah bin Rafi’ radhiyallahu ‘anhu )
Do’a I’tidal #05
Do’a ini dalilnya hadits dari sahabat Rifa’ah bin Rafi’ Az Zuraqi berkata: “Pada suatu hari kami shalat di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika mengangkat kepalanya dari rukuk beliau mengucapkan: ‘SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH’ (Allah mendengar punjian orang yang memuji-Nya). c SWT dKemudian ada seorang laki-laki yang berada di belakang beliau membaca:
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ
Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala pujian, aku memuji-Mu dengan pujian yang banyak, yang baik dan penuh berkah
Selesai shalat beliau bertanya: “Siapa orang yang membaca kalimat tadi?” Orang itu menjawab: “Saya.” Beliau bersabda:
رَأَيْتُ بِضْعَةً وَثَلَاثِينَ مَلَكًا يَبْتَدِرُونَهَا أَيُّهُمْ يَكْتُبُهَا أَوَّلُ
“Aku melihat lebih dari tiga puluh Malaikat berebut siapa di antara mereka yang lebih dahulu untuk menuliskan kalimat tersebut.” (Shahih : HR.Bukhari no. 757, Malik dalam Al-Muwaththa'(I/187, no.25). Ahmad (IV/340), An-Nasa’i (II/196),Ath-Thabrani dalam Al-mu’jamul Kabir (no.4532),Al-Hakim (I/225, dan Al-baihaqi (II/95))
Do’a I’tidal #06
Do’a ini dalilnya Hadits dari ‘Ubaid Ibnul Hasan, dari ‘Abdullah bin Abi Aufa radhiyallahu ‘anhu , ia berkata,” adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam apabila mengangkat punggungnya dari ruku’, beliau mengucapkan, “Sami’allaahu liman hamidah, (Allah Maha mendengar orang yang memuji-Nya),’ lalu membaca :
اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءُ الْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
“Allahumma Rabbana laka al-Hamdu Mil’u as-Samawati wa Mil’u al-Ardh wa Mil’u Ma Syi’ta Min Sya’in Ba’du. (Semoga Allah mendengar kepada orang yang memujiNya. Ya Allah, Rabb kami, segala puji bagimu sepenuh langit dan bumi serta sepenuh sesuatu yang Engkau kehendaki setelah itu)” (Shahih HR. Muslim no. 733, dan Abu ‘Awanah (II/177), Abdu Dawud (no.486))
The Habaib – Media Islam dan Kajian Online
