fbpx

I-l-m-u

Kehidupan silih berganti dan terus berlalu dalam tempo yang sangat cepat, ada dari sebagian kita yang sibuk dengan perkara dunia, kehidupan dunia membuatnya terlena dan yang teringat dari pelajaran agamanya hanyalah ketika TPA sewaktu sekolah dasar, hingga ketika sadar dia sudah tua dan mati, terlupakan kewajiban penting dalam hidupnya yaitu belajar, dan bukan sekedar belajar, belajar yang dimaksud adalah belajar ilmu syar’i.

Ilmu syar’i memiliki kedudukan yang mulia didalam agama islam, Allah ﷻ mendorong kita mencari dan mencintainya dan Allah memberikan keutamaan bagi ahli ilmu dibandingkan yang lain, Allah berfirman:

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ

Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS :Az-Zumar Ayat 9)

Allah berfirman :

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (QS Al-Mujadilah Ayat 11)

Allah menjadikan kegiatan mencari ilmu syar’i merupakan cara terbaik dalam mendekatkan diri kepada Allah dan merupakan sebab masuk surga yang paling agung,

قَالَ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِى الأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِى جَوْفِ الْمَاءِ وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

Abu Darda’ berkata, sesungguhnya aku pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya di antara jalan menuju surga. Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridho pada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu dimintai ampun oleh setiap penduduk langit dan bumi, sampai pun ikan yang berada dalam air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah adalah seperti perbandingan bulan di malam badar dari bintang-bintang lainnya. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya Nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula dirham. Barangsiapa yang mewariskan ilmu, maka sungguh ia telah mendapatkan keberuntungan yang besar.” (HR. Abu Daud no. 3641. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Dengan sebab ilmu dan belajar, kita jadi mengenal Allah dan mengetahui perintah-perintah-Nya dan larangan-larangan-Nya, dan dapat menjalankan agama, maka oleh sebab itu ulama dikatakan sebagai pewaris para nabi, dan yang diwariskan nabi kepada manusia adalah ilmu syar’i dan yang mengambil ilmu darinya, maka dapat dikatakan merekalah pewaris para nabi, dan jika Allah inginkan kepada hamba-Nya kebaikan, maka Allah akan mudahkan dia untuk faham perkara agama. Dari Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu,beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَن يُرِدِ اللهُ به خيرًا يُفَقِّهْه في الدينِ

Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, niscaya Allah akan jadikan ia faham dalam agama (Muttafaqun ‘alaihi).

Faedah :

  1. keutamaan ahli ilmu dan para ulama dimana mereka sesungguhnya adalah pewaris para nabi
  2. sesungguhnya jika seseorang faham dalam agama, hal itu merupakan bukti nyata bahwa Allah berkehendak untuk memberikan kebaikan kepada hamba tersebut.
  3. Sesungguhnya belajar ilmu syar’i adalah salah satu sebab dimasukannya seseorang ke dalam surga.
  4. Ilmu yang bermanfaat adalah salah satu dari kebaikan yang diwariskan seseorang, karena dia akan tetap menerima balasan kebaikannya setelah dia wafat.

Moga Allah beri taufik kepada kita untuk selalu menuntut ilmu yang bermanfaat

@study room, Cilandak, Jakarta selatan, 16 Dzulhijjah 1441H

Referensi :

  • Syaikh Rasyid bin Husain Al Abdul Karim, Durus alyaumiyah min as sunnah wa Al ahkamu As syar’iyah, 1426 H

The Habaib – Media Islam dan Kajian Online

Leave a Reply

*