fbpx

B-a-h-a-g-i-a

Sudah menjadi kodrat semua manusia di muka bumi ini bahwa kita ingin hidup bahagia. kita pun melihat, banyak yang mencari kebahagiaan dengan mengumpulkan harta secara eksponensial, mulai dari rumah gedong lengkap dengan kolam renang, mobil mewah atau yang lagi kekinian saat ini adalah sepeda lipat buatan luar negri yang harganya tidak masuk akal. Ada juga yang mencari ketenaran dengan membuat video-video viral hingga memiliki jutaan followers, namun ya UUD, yaitu Ujung-Ujungnya Duit alias harta. Ternyata, itu semua tidak membuatnya bahagia, yang datang hanyalah masalah yang silih berganti dan pada akhirnya kecewa. Tak sedikit dari para selebritis atau orang kaya yang hidup tidak bahagia, bahkan mereka tak segan segan menghabisi nyawanya sendiri. Ini disebabkan oleh salahnya menggunakan kunci bahagia didunia.

Jika kita mengikuti tuntunan para ulama terdahulu, kita akan menemukan kunci-kunci kebahagiaan hidup didunia yang hakiki, sebagai berikut :

1- Jika diberi nikmat, maka bersyukurlah

Berbeda dengan yang jika diberi kemudian dia menjadi tidak bersyukur dan sombong dan digunakan tidak untuk taat kepada Allah ﷻ dan akan menjadi sebab kesengsaraannya dikemudian hari. Dan bagi yang bersyukur maka akan Allah ﷻ tambah, sesuai firman-Nya :

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS: Ibrahim Ayat 7)

2- Jika diuji dengan kesulitan, maka bersabarlah

Allah ﷻ menguji hamba-Nya, mengujinya dengan musibah, mengujinya dengan perihal yang tidak disukai oleh manusia, mengujinya dengan musuh berupa orang kafir ataupun orang munafik, maka kita butuh bersabar, tidak putus asa dan tidak hilang keyakinan dari kasih sayang Allah, dan berpegang kokoh pada agama islam, dan tidak terseret dan tenggelam dalam kerusakan masalah agama, hendaknya kita kokoh berpegang pada agama, bersabar atas apa yang menimpa diri yang berupa kelelahan ketika kita menempuh jalan agama islam, menyelisihi orang yang jika diuji dengan kesulitan, lalu dia mengeluh, marah dan putus asa terhadap kasih sayang Allah Ta’ala, dan bagi orang seperti ini maka akan ditambahkan dari ujian ke ujian dan dari musibah ke musibah lainnya, Rasulullah ﷺ bersabda :

إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

“Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani).

3- Jika berbuat dosa,maka memohon ampunlah kepada Allah Ta’ala

Dan jika berbuat dosa dan tidak memohon ampun dan malah menambah dosa maka ini adalah ciri orang yang sengsara – Semoga Allah lindungi kita – akan tetapi hamba yang beriman setiap dia berbuat dosa, ia segera bertaubat . Allah berfirman :

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (Qs: Ali ‘Imran Ayat 135)

Ini adalah 3 kunci kebahagiaan dalam hidup kita didunia, maka siapa yang diberikan taufik untuk dapat mengamalkannya, maka dia akan memperoleh kebahagiaan dan barang siapa yang terhalangi, baik seluruh atau sebagian darinya maka sesungguhnya dia adalah orang yang sengsara.

Referensi :

  • Al-Qawa’idul Arba’, Syaikh Muhammad At-Tamimi
  • Syarh Al-Qawa’idul Arba’, Syaikh Shalih Al-Fauzan, Darul ‘amiyah, Mesir

@study room, Cilandak, Jakarta Selatan

Ringkasan ringan menunggu maghrib , 14 Dzulhijjah 1441 H.

The Habaib – Media Islam dan Kajian Online

Leave a Reply

*